LINGKAR REMBANG – Fenomena tanah bergerak dan anjlok di Dusun Grajen, Desa Sumberjo Kecamatan/Kabupaten Rembang mengakibatkan tiga rumah milik Suyatno, Suyati dan Nur Cahyo rusak parah.
Bahkan, rumah Suyatno milik Suyatno terpaksa harus dirobohkan. Terkait hal itu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Rembang bersama TNI, Polri dan warga bergotong royong untuk merobohkan rumah tersebut. Kemudian membangunkan rumah hunian sementara yang dibiayai oleh Bank Jateng.
Bupati Rembang, Abdul Hafidz, mengunjungi dua rumah hunian sementara yang ditempati keluarga terdampak tanah bergerak pada Rabu, 7 Desember 2022. Ia menyampaikan bahwa rencananya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang akan membuat rumah permanen untuk korban tanah bergerak tersebut.
Namun terkait pembangunan rumah masih menunggu penelitian dari tim Geologi untuk mengetahui kelaikan lokasi rumah saat ini.
“Nanti 2023 akan kita rencanakan melalui APBD untuk kita buatkan rumah permanen. Untuk lokasi, akan kita terjunkan tim dari geologi guna meneliti kondisi tanah, apakah tanah ini masih layak untuk ditempati atau memang sudah membahayakan,” ujarnya.
Ini Penyebab Utama Masih Banyak Orang yang Korupsi
Jika menurut hasil penelitian lokasi tanah tersebut dikatakan bahaya, maka harus direlokasi. Solusinya, pemkab akan mencarikan lokasi baru untuk dibangun rumah permanen.
“Saya harap kalau tanah tersebut bahaya untuk ditempati kembali, warga harus bersedia direlokasi,” ucapnya.
Bupati Rembang, Abdul Hafidz, mengunjungi dua rumah hunian sementara yang ditempati keluarga terdampak tanah bergerak pada Rabu, 7 Desember 2022. Ia menyampaikan bahwa rencananya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang akan membuat rumah permanen untuk korban tanah bergerak tersebut.
Sementara itu, Suyati mengungkapkan terima kasih atas kepedulian pemkab. Meski berbahaya, ia mengaku tetap tinggal di rumahnya yang rusak itu sebelum dibuatkan rumah hunian sementara.
“Kami mengucapkan terima kasih atas bantuan BPBD, Pak Bupati dan Bank Jateng. Sebelum ada rumah ini kita masih tinggal di rumah yang lama meskipun bahaya,” tandasnya.
“Nanti 2023 akan kita rencanakan melalui APBD untuk kita buatkan rumah permanen. Untuk lokasi, akan kita terjunkan tim dari geologi guna meneliti kondisi tanah, apakah tanah ini masih layak untuk ditempati atau memang sudah membahayakan,” ujarnya.
(Lingkar Network | R Teguh Wibowo – Koran Lingkar)