Cara Bagi Hasil Keuntungan Usaha
Sebelum masuk ke topik, akan dijelaskan terlebih dahulu dua jenis usaha, yakni usaha yang sudah berbadan hukum dan perusahaan yang belum berbadan hukum. Perusahaan yang sudah berbadan hukum layaknya CV atau PT, memiliki keputusan berkenaan cara bagi hasil keuntungan usaha yang tertuang didalam anggaran dasar. Dalam PT keputusan tersebut sudah tertera jelas didalam akta pendirian perusahaan.
Bagaimana cara bagi hasil keuntungan bisnis untuk perusahaan-perusahaan yang belum berbadan hukum? Mari kita bedakan dulurekan bisnis ke dalam tiga jenis, yaitu:
- Pemberi modal sekaligus Rekan kerja: teman kerja Anda adalah orang yang memberi tambahan modal sekaligus terlibat mengurus bisnis dengan Anda. Rekan kerja jenis ini disebut dengan teman kerja aktif.
- Pemberi modal (dalam wujud saham): teman kerja Anda adalah orang yang memberi tambahan modal saja (Investor) didalam wujud saham. Rekan kerja jenis ini disebut dengan investor.
- Pemberi modal (dalam wujud utang): teman kerja Anda adalah orang yang memberi tambahan modal saja (investor) didalam wujud utang bisnis (ada pokok utang, bunga dan waktu jatuh tempo). Rekan kerja jensi ini disebut dengan kreditur.
Cara membagi hasil untuk ketiga jenis teman tersebut pasti saja berbeda-beda. Sesuai dengan peran dan kontribusinya masing-masing.
Bagi Hasil Keuntungan Usaha dengan Rekan Kerja
Definisi keuntungan bisnis ini dibedakan menjadi dua, yakni:
- Pembagian keuntungan karena teman Anda aktif terlibat operasional harian dengan mendapat gaji bulanan.
- Pembagian keuntungan karena teman Anda sebagai pemodal mendapat dividen (keuntungan usaha, umumnya dibagikan di akhir tahun).
Contoh
Giri dan Reni bekerja sama membuat sebuah kafe. Pada waktu pembuatan awal Giri mengeluarkan uang sebesar Rp 150 juta dan Reni sebesar Rp 100 juta. Modal awal pembuatan kafe adalah Rp 250 juta (Rp 150 juta + 100 juta).
- Giri punya kepemilikan sebesar 60% (Rp 150 juta / 250 juta).
- Reni punya kepemilikan sebesar 40% (Rp 100 juta / 250 juta).
Keuntungan bersih bisnis setiap bulannya (setelah dipotong karyawan, membeli bahan, pajak pendapatan dan lain–lain) adalah Rp 50.000.000. Giri dan Reni bersepakat untuk menerima gaji masing-masing sebesar Rp 5.000.000. Sisa keuntungan bisnis Rp 50 juta – Rp 5 juta (gaji Giri) dan Rp 5 juta (gaji Reni) = Rp 40 juta. Sisa keuntungan bisnis selanjutnya digunakan untuk belanja bahan baku bulan depan, biaya promosi dan investasi (misal belanja oven, mesin kopi dan lain sebagainya).
Tips: Jangan habiskan keuntungan bisnis bulanan untuk gaji owner. Pastikan tersedia dana untuk modal bulan depan, biaya promosi dan investasi bulan depan.
Kembali ke perhitungannya, di akhir tahun ternyata kafe mereka memiliki keuntungan bersih sebesar Rp 500 juta. Maka langkah membagi keuntungannya adalah sebagai berikut:
- Keuntungan usaha Rp 500 juta
- Investasi tahun depan Rp 300 juta
- Biaya operasional Rp 100 juta
- Deviden Rp 100 juta
Perhitungan deviden untu Giri dan Reni:
Deviden untuk Giri = 60% x Rp 100 juta = Rp 60 juta
Deviden untuk Reni = 40% x Rp 100 juta = Rp 40 juta
Misal Giri dan Reni menganggarkan Rp 300 juta untuk investasi, karena mereka dapat membuka cabang di area lain.
Tips: Keuntungan tahunan perusahaan jangan dihabiskan cuma untuk dividen pemilik usaha. Pastikan ada bagian untuk pengembangan usaha (investasi dan operasional tahun depan).
Total pendapatan Giri selama setahun dari kafenya adalah:
Gaji Rp 5 juta x 12 bulan = Rp 60 juta
Deviden Rp 60 juta = Rp 60 juta
Total = Rp 120 juta
Total pendapatan Reni selama setahun dari kafenya adalah:
Gaji Rp 5 juta x 12 bulan = Rp 60 juta
Deviden Rp 40 juta = Rp 40 juta
Total = Rp 100 juta