Ternyata Pertamina Butuh Rp569,44 Triliun untuk Upgrade Kilang

PT Pertamina (Persero) memerlukan dana investasi senilai US$40 miliar atau kurang lebih Rp569,44 triliun (kurs Rp14.236 per dolar Amerika Serikat) untuk bisa merampungkan proyek-proyek kilang yang tengah dijalankan. Dalam portofolio bisnisnya, terkandung 14 proyek kilang yang ditargetkan rampung sampai 2027 mendatang.

Direktur Pengembangan Bisnis PT Kilang Pertamina Internasional Joko Widi Wijayanto menyatakan bahwa proyek-proyek kilang Pertamina rencananya bakal menaikkan kapasitas pengolahan jadi 1,5 juta barel per hari berasal dari kapasitas sementara ini kurang lebih 1 juta barel per hari. Proyek itu termasuk bakal menaikkan kapasitas mengolah Pertamina berasal dari kebolehan sementara ini yang hanya 729.000 barel per hari jadi 1,5 juta barel per hari.

Dengan peningkatan kualitas kilang, kata dia, nantinya product yang dihasilkan bakal jadi lebih baik bersama standar Euro V berasal dari kualitas sementara ini Euro II. Selain itu, peningkatan kualitas kilang termasuk bakal menaikkan kebolehan mengolah jenis minyak mentah bersama takaran sulfur 2 prosen berasal dari kebolehan sementara ini yang hanya bisa mengolah minyak mentah bersama takaran sulfur 0,2 persen dengan Magnetic Flow Meter.

Tidak hanya itu, proyek selanjutnya bakal menaikkan kapasitas mengolah petrokimia Pertamina berasal dari 1.6 juta ton per tahun jadi 7,6 juta ton per tahun. “Total investasi di atas US$40 miliar

Adapun, didalam portofolio usaha kilang Pertamina, proyek-proyek selanjutnya terbagi atas proyek pembangunan kilang baru, proyek peningkatan kualitas kilang, pembangunan kilang petrokimia, proyek kilang hijau, dan proyek growth engine.

Untuk proyek pembangunan kilang baru atau Grass Root Refinery (GRR) dijalankan di Kilang Tuban bersama estimasi mengolah sebesar 300.000 barel per hari. Proyek itu direncanakan selesai terhadap 2026. Sementara itu, untuk proyek peningkatan kualitas kilang atau refinery development master plan (RDMP) terkandung enam proyek, yaitu RDMP Dumai, RDMP Plaju, RDMP Balongan, RDMP Cilacap, RDMP Balikpapan, dan revamp TPPI. Pertamina termasuk tengah mengerjakan empat proyek kilang petrokimia, yaitu Olefin TPPI, petroleum to pharmaceutical, petrochemical Jabar, dan New PP balongan.

Untuk kilang hijau, seluruh proyek dijalankan di Kilang Cilacap bersama pengerjaan proyek yang terbagi jadi 2 fase bersama fase pertama yang bakal onstream 2021 untuk mengolah 3.000 barel per hari, dan fase 2 yang bakal selesai terhadap 2022 yang bakal mengolah 6.000 barel per hari CPO. “Konsep pengembangan, peremajaan, pembangunan kilang baru, dan juga hilirisasi maka kami meng-capture ada 14 proyek utama yang kami kelola sementara ini,” ujarnya.